DESKRIPSI GRAVITASI ALAM SEMESTA (Bagian I)

letmi

NABI MUHAMMAD SAW  PERTAMA MENGENAL GRAVITASI  ( BUKTI AL-QUR’AN ITU WAHYU ALLAH SWT )

Penulis : Letmi Dwiridal
Staf Pengajar Jurusan Fisika FMIPA UNP
Edisi I : Fisika Dalam Al-Qur’an                     


Sebaik-baik diantara kamu  adalah orang yang mempelajari  dan mengajarkan Al-Qur’an (Sabda Rasulullah, Riwayat Imam Muslim). Dalam buku ini penulis mencoba mempelajari  teori-teori fisika tentang alam semesta selanjutnya menghubungkan dengan apa yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits. Sekarang ini telah banyak hasil temuan ilmiah bidang fisika yang memperlihatkan bukti-bukti kebenaran Al-Qur’an.

Semakin banyak yang diketahui tentang teori  ilmiah bidang fisika yang ditemukan oleh ahli fisika dunia saat ini, insyaallah akan semakin banyak pula ayat-ayat Al-Qur’an tentang alam semesta yang dapat dipahami maksudnya. Ilmu fisika bukanlah untuk menseleksi ayat-ayat Al-Qur’an, menilai mana ayat yang benar atau tidak. Fisika sebagai ilmu sains itu kemampuannya terbatas. Semua ayat-ayat dalam Al-Qur’an itu adalah benar dan suatu yang Haq dari Allah Yang Maha Pencipta. Sungguh suatu kemunafikan  jika menyakini sebagian ayat dan mendustakan sebagian ayat yang lainnya. Kalaupun ada ayat-ayat yang masih belum mampu manusia memahaminya, hal itu bukanlah ayat tersebut yang keliru, akan tetapi manusialah yang belum mampu mentelaahnya karena keterbatasan kemampuan akal. Beberapa temuan ilmiah bidang fisika di abad modern ini, pada dasarnya dalam Al-Qur’an sudah diberitakan sebelumnya, jauh sebelum kesimpulan tersebut ditemukan para ahli fisika. Semua itu merupakan bukti kebenaran Al-Qur’an sebagai wahyu Allah SWT. 

Dalam Al-Qur’an (Q.S.Ali-Imran:7) telah dijelaskan tentang ayat-ayat Muhkamat dan ayat-ayat Mutasyabihat. Ayat Muhkamat adalah ayat-ayat yang terang dan tegas maksudnya, serta dapat dipahami dengan mudah. Ayat Mutasyabihat adalah ayat-ayat yang mengandung pengertian dan tidak dapat ditentukan artinya secara jelas kecuali sesudah diselidiki secara mendalam. Pada ayat ini Allah SWT mengigatkan bahwa ; adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah,  tetapi orang-orang yang beriman  akan mengambil pelajaran dari padanya dengan menggunakan akalnya. Insyaallah dengan memahami keteraturan alam semesta dengan fisika, kita dapat melihat sebagian tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

Dengan karunia akal, manusia sangatlah dianjurkan untuk mempelajari alam semesta. Perintah mempelajari alam semesta dan  berzikir mengingat kepada Allah SWT, dapat dilihat dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran. Perintah tersebut dituliskan dengan nomor ayat yang berurutan. Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa manusia diperintahkan untuk mempelajari langit dan bumi (Q.S.Ali-Imran:190), selanjutnya juga   dianjurkan untuk selalu  mengingat Allah SWT, baik sambil duduk, berdiri dan berbaring (Q.S.Ali-Imran:191). Jadi zikir dalam arti yang lebih luas, disamping membaca bacaan tauhid, juga mengetahui  penciptaan alam semesta oleh Allah SWT. Dengan fisika, manusia dapat mempelajari  dimensi dan keteraturan alam yang telah ditetapkan-Nya.

Fisika dinamakan ilmu “thobi’ah” (watak)  yang mempelajari keteraturan alam. Fisika dikembangkan berdasarkan  fakta dan data empiris. Begitu banyaknya pelajaran serta hikmah yang dapat diambil dari Al-Qur’an,  khusus tentang alam semesta dapat dipelajari dengan fisika. Yang perlu diingat bahwa mengartikan dan mentafsirkan Al-Qur’an itu hanya milik Ulama-ulama Islam. Sebagai orang saintis tentulah tidak memiliki hak untuk mengartikan atau mentafsirkan Al-Qur’an. Memang fisika sebagai ilmu sains tidak ada memiliki kemampuan tentang itu. Untuk itulah dalam mempelajari ayat-ayat Al-Quran ini, kita berpedoman kepada terjemahan dan tafsir Al-Qur’an oleh Ulama-ulama Islam.

Di dalam Al-Qur’an cukup banyak dijelaskan tentang dimensi fisika (benda, ruang, waktu dan dinamika alam ) bahkan ada yang dituliskan dengan nama surat. Nama-nama surat dan nomor surat itu antara lain:  Al-Syam (matahari) Q.S:91, Al-Layl (malam).Q.S:92, Al-Falaq (waktu subuh) Q.S:113, Al-Fajr (fajar) Q.S:89, Al-Isra (mempejalankan) Q.S:17, Al-Ma”rij (tempat-tempat naik) Q.S:70, Al-Dhuha (waktu pagi) Q.S:93, Al-Qamar (bulan) Q.S:54, Al-Qadr (Malam Qadr) Q.S:97, Al-Buruj (gugus bintang).Q.S:85, Al-Najm (bintang).Q.S:53, Al-Thariq (yang datang malam hari).Q.S:86, Al-Dhukhan (kabut).Q.S:44, Al-Waqiah (hari kiamat).Q.S:75, Al-Qoriah(hari kiamat).Q.S:101, Al-Takwir(menggulung).Q.S:81, An-Nur (cahaya).Q.S:24, Al-Rad (Guruh).Q.S:13, Al-Zalzalah (kegoncangan).Q.S:99, Al-Infithar(terbelah).Q.S:82, Al-Insyiqaq (terbelah).Q.S:84, , Al-Hijr (batu gunung).Q.S:15, Al-Kahfi (gua).Q.S:18.

Pembahasan fisika tentang keteraturan alam semesta itu dapat diungkapkan melalui hukum-hukum empiris fisika. Hukum empiris fisika itu berusaha mengungkap fakta alam dengan menggambarkan keteraturan sistem  yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Makna zikir dalam membaca bacaan tauhid (zikrullah) bagi seorang fisikawan  seharusnya lebih mendalam artinya. Hal ini disebabkan karena disamping mengetahui bacaan zikir, juga mengetahui betapa Maha Kuasa dan Maha Agung Allah SWT dengan  keteraturan alam semesta yang diciptakanNya. Hal tersebut juga telah diisyaratkan dalam Al-Qur’an (Q.S.Ali-Imran :190-191) agar manusia menggunakan akal pemikirannya untuk mempelajari alam (langit dan bumi).

 

 

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berfikir (Q.S.Ali-Imran:190)

Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, (seraya berkata);” ya tuhan kami tidaklah engkau menciptakan semua ini sia-sia, maha suci engkau  dan lindungilah kami dari azab neraka. (Q.S.Ali-Imran:191)

 

 

Adanya suatu temuan ilmiah fisika yang disimpulkan, hal tersebut dapat dipandang sebagai bukti-bukti kebesaran Allah SWT bagi manusia yang beriman dan bertaqwa.  Keberadaan Al-Qur’an itu sebagai kitab suci yang berisi wahyu-wahyu Allah SWT merupakan suatu rahmat yang  amat istimewa dan  mulia. Islam mengajarkan keselamatan  hidup manusia di dunia dan di akhirat. Mempelajari alam semesta itu sebagai bagian dari usaha untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah SWT bagi orang-orang yang berfikir. Hal tersebut sudah sering diberitahukan dalam Al-Qur’an seperti : (Q.S.Ali-Imran:190), (Q.S.Al-Jasiyah:3,4,5,13,23), (Q.S.Al-Qamar:40,51), (Q.S.Al-Baqarah:164), (Q.S.As-Sajdah:26,27), (Q.S.Yasin:62,68), (Q.S.As-Saffat:138), (Q.S.Az-Zumar:21,27,42,52), (Q.S.Sad:29), (Q.S.Fussilat:10), (Q.S.Al-Waqiah:62), (Q.S.Al-Hadid:17), (Q.S.Al-Hasyr:21), (Q.S.Al-Mulk:3), (Q.S.Al-Haqqah:43,48), (Q.S.Ar-Rad:2), (Q.S.A”raf:52,57,130), (Q.S.Al-Al-Hijr:16), (Q.S.AL-Alaq:1), (Q.S.Al-Maidah:58), (Q.S.Al-An”am:97,98), (Q.S.Al-Anfal:27), (Q.S.Yunus:3,5,6), (Q.S.Hud:51), (Q.S.Yusuf:3), (Q.S.An-Nahl:11,12,13,69). Ayat-ayat diatas merupakan petunjuk bagi manusia untuk mempelajari alam  beserta keteraturan yang berlaku padanya. Fisika  salah satu instrumen untuk melihat bukti-bukti keteraturan tersebut. Berdasarkan ayat-ayat diatas, kita diajak untuk mengIslamkan sains dan bukan untuk  mensainskan  Islam. Jadi  filsafat ilmu pengetahuan dapat dijadikan pendukung untuk mempelajari  filsafat Islam yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Hadits.

Fisika memiliki peran yang cukup strategis dalam mempelajari makna ayat-ayat mutasyabihat tentang alam semesta (syahadah/nyata) dalam Al-Qur’an. Peran tersebut digunakan untuk memahami makna fisik yang lebih luas lagi dari beberapa kata-kata pada terjemahan Al-Qur’an. Kata-kata tersebut seperti siang, malam, pergerakan, kencangnya, garis edar, perjalanan waktu, batas waktu, cahaya, bersinar, kilat, petir,  angin, hujan, terbang, beterbangan, yang berat, kegoncangan, bintang, gugus bintang, dan sebagainya. Semua makna kata tersebut dapat  dipelajari dengan fisika.

Pada buku ini penulis mencoba  mendeskripsikan tentang temuan ahli fisika yang ada hubungannya dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Teori-teori dan kesimpulan fisika tersebut dapat dijadikan pengetahuan  bagi mahasiswa dan masyarakat luas terutama ummat Islam. Pengetahuan fisika tentang watak alam itu dapat dijadikan instrument untuk melihat kebesaran Allah SWT  pada penciptaan alam semesta, sebagaimana yang tersebut di dalam Al-Qur’an. Pada bagian lain dapat dilihat bahwa fisika dengan metodologi dan instrumennya dapat membuka rahasia alam yang selama ini tidak diketahui. Semakin teliti dan semakin akurat instrument yang dipakai oleh ahli fisika maka semakin jelas watak dan keteraturan alam semesta tersebut bagi manusia. Jadi melalui Fisika, kita berusaha untuk membaca watak dan rahasia keteraturan alam yang ada pada bumi, bulan, planet-planet, matahari, bintang, gugus bintang, galaksi dan sebagainya.

Oleh karena fisika itu termasuk ilmu thobi’ah yang mengkaji tentang watak keteraturan alam semesta, maka pada fisika itu dibutuhkan dimensi dan pengukuran. Ilmu Fisika pada dasarnya berusaha untuk mengungkapkan sifat dan kelakuan alam di sekitar kita ini pada kondisi-kondisi tertentu. Kondisi alam ini secara fisika dapat dipandang sebagai dimensi ruang, waktu, materi dan energi. Fisika merupakan ilmu alamiah dengan segala metode ilmiahnya berusaha  mengungkapkan, merumuskan, memperhitungkan, menyimpulkan segala dimensi (ukuran/satuan) alam semesta. Sesungguhnya Allah SWT  menciptakan segala sesuatu dengan ukurannya. Menciptakan dan menyempurnakan penciptaan-Nya, menentukan kadar (keteraturan) masing-masingnya. Fisika sebagai salah satu ilmu sains mencoba mempelajari dan membaca ukuran dan keteraturan yang telah ditentukan tersebut. Bahasa dalam mengungkap ukuran dan keteraturan tersebut dalam fisika dinamakan rumus empiris fisika.

Di awal pembahasan ini tentang deskripsi fisika pada alam semesta akan diuraian mekanika alam semesta tentang mekanisme awal mulanya terbentuk, yang masih terjadi saat ini,  bagaimana nanti berakhirnya  (saat hari kiamat). Dalam Al-Qur’an Allah SWT telah menjelaskan melalui firmanNya : awal mulanya terbentuk (Q.S.Al-Anbiyaa: 30) dan  yang masih terjadi saat ini (Q.S.Az-Zariyat:47), (Q.S.An-Naziat: 28) dan mekanisme yang terjadi saat-saat menjelang hari kiamat (Q.S. Al-Qoriah:1-5), (Q.S.Al-Muzzammil:14), (Q.S.Az-Zalzalah:1-2), (Q.S.Al-Insyiqaq:3-4), (Q.S.Al-Waqiah:4-6), (Q.S.Al-Hajj:1-7), (Q.S.Al-Furqan:11), (Q.S.Al-Ahzab:33).

Penjelasan  Al-Qur’an tentang awal kejadian, proses yang terjadi saat ini, dan mekanisne yang akan terjadi nantinya saat-saat akan kiamat, juga sama dengan apa yang telah  dijelaskan tentang awal kejadian manusia: (Q.S.Al-Alaq:1-5), (Q.S.Al-Insan:1-4), (Q.S.Al-Qiyamah:36-40), (Al-Mursalat:20-23),  dan bagaimana keadaan menjelang akhir kehidupan manusia saat sakratul maut: (Q.S.Al-Qiyamah:26-35). Akan tetapi ilmu Pengetahuan sains tidak dapat menjelaskan kehidupan sesudah mati (kehidupan di hari pembalasan) termasuk fisika dan ilmu pengetahuan lainnya. Jangankan kehidupan sesudah mati sedangkan waktu kematian, manusia tidak memiliki ilmu tentang itu. Hanya Allah swt yang mengetahui dan memiliki haq tentang roh (nyawa) tersebut dan  itulah sebagian hikmah diturunkan Al-Qur’an oleh Allah SWT kepada manusia sebagai petunjuk.

Dalam sejarah perkembangan Fisika, tentang alam semesta : Newton (1642-1727) menjelaskan konsep Gaya dalam Hukum Gravitasi dan Gerak. Albert Einstein (1879-1955) dengan teori Relativitasnya dan teori pergeseran merah gravitasi kemudian Stephen William Hawking,  (1942-2011), beliau dikenal sebagai ahli fisika terutama sekali karena teori-teorinya mengenai teori kosmologi dan konsep gravitasi alam semesta, keruntuhan gravitasi. Keteraturan alam semesta akan berakhir ditandai dengan hilangnya gravitasi.

        Apabila disimak sejarah Newton, dia seorang dosen perguruan tinggi di Cambridge University London Inggris. Bagi seorang dosen sudah jelas bagi kita, bahwa mereka dalam mengembangkan ilmu pengetahuan seperti ilmu Fisika adalah melalui penelitian, rujukan teori, sumber buku dan sumber bacaan yang sudah ada sebelumnya. Disamping belajar melalui eksperimen dengan metode ilmiahnya Newton juga menggunakan buku rujukan serta sumber bacaan lainnya yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang dikembangkan yaitu gravitasi. Sumber bacaan dan ilmu dari siapakah, Newton mengembangkan teori gravitasi.?. Apapun bacaan dan sumber ilmunya Newton, yang penting bagi kita untuk dianalisa bahwa sebelum adanya Newton, Islam telah berkembang sampai ke eropa. Walaupun Newton bukanlah seorang muslim, akan tetapi bukanlah mustahil Newton juga  mempelajari sumber ilmu dari ilmuwan Muslim seperti Al-Biruni dan Al-Kazini. Siapakah Al-Biruni dan Al-Kazini itu..?, dibuku ini juga akan penulis uraikan secara singkat tentang kedua ilmuwan muslim tersebut.

        Cerita rekayasa tentang apel jatuh hampir semua dari kita pernah mendengarnya, bahkan sampai sekarang umumnya masyarakat fisika masih menyakini hal tersebut. Cerita gravitasi tersebut tentu turut menyumbang dugaan  bahwa penemuan hukum gravitasi seolah-olah adalah Newton. Seakan-akan sesaat sebelum apel tersebut jatuh, fenomena dan analisa gravitasi belum ada. Jika dianalisa kembali ternyata cerita apel jatuh tersebut adalah cerita fiktif yang direkayasa oleh Voltaire pada abad ke 18 (artinya selisih waktunya lebih 1000 tahun setelah turunnya Al-Qur’an kepada Rasulullah Muhammad SAW)

         Newton tidak penemu dan menemukan teori gravitasi. Teori dan konsep gravitasi telah dijelaskan sebelumnya oleh ilmuwan muslim Al-Biruni dan juga oleh ilmuwan muslim Al-Kazimi. Jadi teori dan hukum gravitasi oleh Newton yang dikenal dunia ilmu pengetahuan sekarang, bersumber pada ide dan gagasan ilmuwan muslim sebelumnya yaitu Al-Kazimi dan Al-Biruni. Ilmuwan muslim tersebut belajar gravitasi, terinspirasi oleh ayat-ayat Al-Qur’an (wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW). Al-Kazini dan Al-Biruni disamping belajar ilmu sains juga belajar Al-Qur’an.  Sungguh  Al-Qur’an itu merupakan petunjuk bagi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta pedoman hidup di dunia maupun di akhirat.

         Perlu diingat bahwa populeritas Newton tentang gravitasi tersebut juga tak lepas dari peran sistem media dan jurnalis ilmu pengetahuan yang didominasi oleh barat (non Muslim). Disamping hal tersebut juga kesepakatan ilmuwan Fisika saat itu yang umumnya dan semuanya bukan Islam, memberikan kesetaraan gaya kepadanya satuan gaya dengan Newton (N) atau setara dengan Kg m/s2. Jadi putuslah dan hilanglah sumbangan pemikiran dan ilmu yang telah diberikan oleh ilmuwan-ilmuwan muslim yang ada sebelumnya kepada dunia ilmu pengetahuan ( Barat  menjadi bloker ilmu pengetahuan dan terjadilah penistaan ilmu serta pemikiran cemerlang dari ilmuwan muslim oleh mereka kaum Musyrik)

         Ide dan gagasan ilmuwan muslim tentang gravitasi seolah-olah terhapus oleh dominasi barat dalam dokrin ilmu pengetahuan. Dokrin barat tersebutlah sampai sekarang menjadi persepsi dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Salah satu bukti nyatanya adalah  cerita fiktif serta rekayasa tentang cerita apel jatuh yang dikarang oleh Voltaire masih banyak tampil pada buku-buku pelajaran sekolah. Inilah yang perlu kita koreksi dan kita perbaiki.

Yang sangat penting untuk direnungkan bahwa kita mempelajari fisika jangan hanya terbatas pada analisa fakta fisiknya saja, akan tetapi perlu dipahami juga apa hikmah dibalik fakta itu semua.  Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang di dalamnya terkandung banyak sekali sisi keajaiban yang membuktikan fakta-fakta yang ada di alam semesta. Fakta bahwa sejumlah kebenaran ilmiah yang hanya mampu kita ungkap dengan teknologi  abad sekarang  ternyata telah dinyatakan Al-Qur’an hampir sekitar 1500 tahun lalu. Al-Qur’an itu tidak ada keraguan lagi padanya dan merupakan petunjuk bagi orang yang bertagwa sekaligus sumber ilmu pengetahuan bagi manusia.

 

 

Hari Kiamat, Apa itu hari Kiamat, Tahukah kamu Kiamat itu,  Pada hari kiamat itu manusia  seperti anai-anai terbang, Dan saat kiamat itu gunung-gunung seperti kapas beterbangan (Q.S. Al-Qoriah:1-5)

Ingatlah pada hari ketika, bumi dan gunung-gunung berguncang keras dan jadilah gunung-gunung itu seperti pasir bertaburan. (Q.S.Al-Muzzammil:14)

Apabila bumi diguncang dengan guncangan yang dahsyat dan bumi mengeluarkan beban-bebanya yang berat (yang dikandungnya). (Q.S.Az-Zalzalah:1-2)

dan apabila bumi diratakan dan memuntahkan (mengeluarkan) apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong. (Q.S.Al-Insyiqaq:3-4)

Apabila bumi di guncang sedahsyat-dahsyatnyanya, dan gunung dihancurkan, maka jadilah ia seperti debu yang berterbangan. (Q.S.Al-Waqiah:4-6):

 

 

Beberapa fakta ilmiah yang diungkapkan oleh beberapa ahli fisika tentang alam semesta dan isinya yang terungkap dan ternyata sudah disampaikan dalam Al-Qur’an jauh sebelum manusia menyimpulkannya. Berdasarkan teori gravitasi tentang alam semesta oleh Stephen Hawking (2011) dengan teori black hole yang menjelaskan kesimpulan bahwa keteraturan alam semesta ini  berhubungan dengan  gravitasi.

Manusia dapat duduk, berdiri, berjalan karena ada gaya gravitasi. Mobil  diam dan  melaju tetapi masih diatas jalan karena gaya gravitasi. Rumah, gedung tetap berdiri karena gaya gravitasi. Kapal berlayar dilautan karena gaya gravitasi. Gunung-gunung menancap di kulit bumi karena gaya gravitasi, bahkan magma gunungapi masih di dalam perut bumi karena gaya gravitasi dan sebagian ada yang keluar karena adanya tekanan yang melawan  gaya gravitasi  dalam bumi. Jika gravitasi hilang maka dipahami bahwa semua keadaan diatas tidak akan terjadi lagi, dan terjadilah  manusia, kendaraan, rumah, gunung  akan lepas dari  bumi dan berterbangan.

Dalam ayat Al-Qur’an (Q.S.Al-Qoriah:1-5) di jelaskan bahwa pada hari Kiamat itu manusia dan Gunung berterbangan, dan ini berarti bahwa saat kiamat itu gravitasi pada alam semesta hilang. Pada hal jika kita analisa bahwa konsep terbang, berhamburan, bumi mengeluarkan isinya yang berat, pada saat Al-Qur’an diturunkan, tentulah tidak sesuai dengan rasional kehancuran saat itu. Logika kehancuran atau kiamat mungkin dianalogikan oleh manusia saat itu dengan semisalnya; banjir besar manusia tengelam pada kaum Nabi Nuh (Q.S.Al-Qamar:9-17), Angin kencang dan topan pada kaum Ad (Q.S.Asy-Syu”ara:123-140 dan Al-Haqqah:1-7), Gempa bumi dan hujan batu pada kaum Nabi Luth,Q.S.Al-A”raaf:80-84), Gempa bumi dasyat dan halilintar pada kaum Tsamud (Q.S. Asy-Syu”ara:155-159 dan Al-Haqqah:1-7).

Rasional manusia tentang kehancuran ; banjir, hujan batu  dan gempa dasyat dimana bangunan runtuh kebawah, pohon tumbang, tanah rengkah seperti rasional gempa saat ini. Tetapi berita kehancuran (kiamat) di jelaskan oleh Nabi Muhammad saw dalam Al-Qur’an, diluar rasional dan diluar logika manusia saat itu. Berita kiamat tersebut adalah manusia seperti anai-anai terbang, gunung-gunung seperti kapas berterbangan, Bumi mengeluarkan isinya yang berat dan menjadi kosong. Semua peristiwa tersebut dalam fisika ada kaitannya dengan Gravitasi. Allah SWT menjelaskan dalam firmanNya keadaan manusia, gunung-gunung ketika hari kiamat. Hal tesebutlah sesuai dengan yang diungkapkan oleh pakar fisika saat ini, dimana gambaran disaat hari kiamat itu gravitasi hilang. Tetapi yang perlu diingat bahwa manusia tidak memiliki ilmu tentang kapan terjadinya hari kiamat..!!!. yang jelas pasti terjadi. Allah swt telah memastikan terjadinya kiamat itu di dalam Al-Qur’an  “Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentang kiamat itu, akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman”( Q.S.Al-Mu’min:59).

Adanya sebagian manusia yang mengatakan bahwa kiamat itu terjadi pada hari dan tanggal ini dan itu, hal tersebut merupakan tanda-tanda pada diri mereka itu kekafiran. Kita sebagai muslim tidak perlu terpengaruh, karena yang demikian itu merupakan ujian keimanan bagi kita, yang pasti hanya Allah swt yang Maha Mengetahui kapan terjadinya.

Jadi jelaslah bahwa peristiwa kiamat itu bukanlah akal-akalan dari nabi Muhammad SAW, tetapi merupakan bukti nyata bagi manusia bahwa Al-Qur’an itu adalah benar wahyu dari Allah Yang maha Pencipta. Semakin dipelajari alam semesta ini dengan ilmu pengetahuan, maka akan semakin jelas oleh manusia bahwa Al-Qur’an itu sungguh benar. Al-Qur’an itu akan nyata sekali merupakan wahyu Allah Yang Maha Pencipta. Al-Qur’an itu sungguh kitab suci yang memiliki mukjizat serta keistimewaan yang sangat luar biasa dan diturunkan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan untuk rasional berfikir manusia tentang gravitasi yang menggambarkan manusia dan gunung-gunung berterbangan itu baru didapatkan kesimpulan setelah manusia belajar gravitasi selama lebih kurang sekitar 300 tahun lamanya. Selama waktu tersebut dimulai dari perumusan konsep gravitasi umum oleh Newton sekitar tahun 1687 melalui bukunya Principia dan konsep pergeseran merah gravitasi (kelengkungan ruang dan waktu) oleh Albert Einstein tahun 1905 serta  konsep keruntuhan gravitasi dan black hole (Dark energy) oleh Stephen hawking melalui bukunya Grand of Design, penerima Nobel fisika  tahun 2011. Sehingga amat jelas bagi kita bahwa gambaran mekanisme hari kiamat itu, sangatlah analog  dengan apa yang telah disimpulkannya : “bahwa keteraturan alam semesta ini akan berakhir ditandai dengan hilangnya gravitasi.”

Secara rasional fisika dapat dimengerti bahwa peristiwa manusia dan gunung berterbangan, bumi mengeluarkan isinya yang berat  saat hari kiamat (hari kehancuran alam semesta) ternyata berhubungan dengan analisa gravitasi……….

Kesimpulan ahli fisika dunia ( S.W.Hawking,2011) ; ” Keteraturan alam semesta berakhir jika gravitasi hilang “. Fenomena gravitasi alam semesta yang ditemukan ahli fisika dunia saat ini, jika dipahami maknanya ternyata sudah dijelaskan fenomenanya saat Al-Qur’an diturunkan yaitu hampir 1500 tahun yang lalu………

Jadi sebelum manusia berfikir tentang gravitasi ,  Allah SWT telah memberitakan gravitasi itu kepada manusia dalam Al-Qur’an melalui wahyu kepada Nabi Muhammad SAW.

 

Jadi Nabi Muhammad SAW merupakan orang yang pertama memperkenalkan fenomena gravitasi itu kepada manusia melalui Wahyu Allah dalam Al-Qur’an. Allah SWT telah memberitahukan manusia tentang gravitasi  dengan mekanisme saat kiamat adalah dengan gambaran bahwa manusia dan gunung-gunung berterbangan .

Kebanyakan kita mempelajari alam semesta, tidak menyebut dan beritikad dengan nama Allah SWT yaitu tuhan yang menciptakan. Manusia lebih banyak mengagungkan dirinya melalui pemikiran manusia itu sendiri dari pada pengakuan akan keagungan dan kekuasaan Allah SWT. Liberalisasi diri pada manusia ini dapat memunculkan kesombongan dan keangkuhan manusia terhadap yang Maha Pencipta. Sadar atau tidak, manusia itu adalah makluk Allah SWT. Manusia menjalani kehidupan sebagai khalifah  di bumi akan mendapatkan petunjuk dari Allah SWT melalui Al-Qur’an (Q.S.Al-Baqarah:30).

Sudah ratusan tahun manusia mengembangkan ilmu pengetahuan  tentang gravitasi dan telah ribuan tahun pula, Allah SWT mewahyukan isyarat gravitasi itu melalui Nabi Muhammad SAW dalam Al-Qur’an dan kenapa kita selama ini belum mengambil hikmah dari hal tersebut..?. Hal ini kemungkinan sekali karena kita belajar fisika itu terpisah dengan Islam dan Al-Qur’an. Terkadang kita sebagai manusia sudah begitu sombong dengan ilmu pengetahuan sehingga mengesampingkan Allah SWT sebagai yang Maha Pencipta.

            Beliau Rasulullah Muhammad SAW melalui wahyu Allah SWT, telah menjelaskan analisa dari gravitasi dalam Al-Qur’an yaitu : manusia  seperti anai-anai terbang, gunung-gunung seperti kapas beterbangan (Q.S. Al-Qoriah:1-5), gunung-gunung itu seperti pasir bertaburan (Q.S.Al-Muzzammil:14), bumi mengeluarkan beban-bebanya yang berat (yang dikandungnya) (Q.S.Az-Zalzalah:1-2), bumi memuntahkan (mengeluarkan) apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong. (Q.S.Al-Insyiqaq:3-4), gunung dihancurkan, maka jadilah ia seperti debu yang berterbangan. (Q.S.Al-Waqiah:4-6).        

          Nabi Muhammad SAW menerima wahyu Allah SWT dalam Al-Qur’an, dengan beberapa ayat di dalamnya ;  (Q.S. Al-Qoriah:1-5), (Q.S.Al-Muzzammil:14), (Q.S.Az-Zalzalah:1-2), (Q.S.Al-Insyiqaq:3-4), (Q.S.Al-Waqiah:4-6) yang mengandung makna gravitasi. Sehingga Al-Qur’an sebagai wahyu Allah SWT dan kitab suci agama Islam, dijadikan sumber dan dasar dalam mempelajari ilmu pengetahuan oleh ilmuwan muslim, karena memang salah satu hikmah dari Al-Qur’an itu adalah sumber ilmu bagi manusia.

         Perluasan dan kemajuan ilmu pengetahuan pada abad ke 7 M sampai abad ke 12 M, banyak Ilmuwan muslim  mengembangkan ilmu pengetahuan dengan pengamatan alam berdasarkan inspirasi dari ayat-ayat Al-Qur’an. Islam sangat  mendorong dan menyuruh umatnya untuk mempelajari ilmu alam (sains) termasuk ilmu Fisika. Oleh karena dalam melaksanakan ibadah, umat Islam perlu dengan ilmu seperti ; ilmu menentukan waktu sholat, ilmu menentukan arah kiblat, ilmu menentukan awal puasa, hari raya, ilmu menentukan waktu wukuf di arafah, ilmu tentang pergantian bulan, tahun dan sebagainya.

         Dengan kesholehan dan kejeniusan ilmuwan-ilmuwan muslim saat itu, khususnya ilmuwan yang mempelajari tentang pembahasan gravitasi seperti; Al-kindi (801 M – 873 M), maka beliau menuliskan banyak karya dalam bidang goemetri , astronomi (fenomena gravitasi),  aritmatika, (yang dibangunnya dari berbagai prinsip aritmatis) dan  fisika. Al-Kindi dikenal sebagai penggagas sistem fenomena gravitasi dan teori relativitas.

         Selanjutnya ilmuwan muslim Al -Biruni (973 M – 1048 M) , dengan  kesholehan dan kecerdasan Al-Biruni merangsang dirinya mendalami sekitar ilmu astronomi. Al-Biruni dikenal sebagai penemu konsep gaya gravitasi, ia misalnya memberikan perhatian yang besar terhadap kemungkinan gerak bumi mengitari matahari (heliosentris). Namun ia berpendapat, seperti pernah ia sampaikan dalam suratnya kepada Ibnu Sina, bahwa gerak eliptis lebih mungkin daripada gerak melingkar pada planet. Al-Biruni konsisten mempertahankan pendapatnya tersebut, dan ternyata di kemudian hari terbukti kebenarannya menurut ilmu astronomi modern.

        Setelah digagasnya konsep gaya gravitasi oleh Al-Biruni maka konsep tersebut dikembangkan dan dilanjutkan lagi oleh AL-Khazini (1045 M – 1130 M). Al-Kazini adalah fisikawan muslim terbesar sepanjang sejarah.’’ Begitulah pengakuan Charles C Jilispe, editor Dictionary of Scientific Bibliography menjuluki saintis Muslim, Al-Khazini. Para sejarawan sains menempatkan saintis kelahiran Bizantium itu dalam posisi yang sangat terhormat. Ilmuwan Muslim yang berjaya di abad ke-12 M tepatnya (1115-1130 M) itu telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan sains modern, terutama dalam fisika dan astronomi. Al-Khazini merupakan saintis Muslim  yang banyak menguasai astronomi, fisika, kimia, matematika, serta filsafat. Al-Khazini merupakan ilmuwan yang mencetuskan teori penting dalam sains. Teori penting tersebut seperti metode ilmiah eksperimental dalam ilmu mekanika; energi potensial gravitasi, perbedaan daya, masa dan berat.

          Perlu diingat bahwa hampir 900 tahun jaraknya antara gagasan konsep gaya gravitasi dan hukum gerak oleh Al-kindi (801 M – 873 M), Al -Biruni (973 M – 1048 M) dan AL-Khazini (1045 M – 1130 M)….dengan Newton. Newton (1642-1727) melanjutkan untuk menjelaskan konsep Gaya dalam Hukum Gravitasi dan Gerak. Hanya saja pada Newton penjelasan konsep gaya gravitasi tersebut dalam buku principia (1687), selanjutnya dipromosikan oleh bantuan jurnalistik dan media Barat/Eropa. Barat sebagai bloker ilmu pengetahuan  mengesampingkan karya ilmuwan-ilmuwan Muslim saat itu. Itulah gambaran rekayasa ilmiah dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan oleh Barat.

       Nabi Muhammad SAW menyampaikan wahyu Allah SWT tentang fenomena gravitasi saat terjadinya hari kiamat. Semua penjelasan gravitasi tersebut di atas diterima oleh Nabi Muhammad SAW di waktu Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT.  Waktu turunnya Al-Qur’an tersebut sampai waktu Newton menjelaskan kembali konsep dan hukum gravitasi itu dalam buku principia adalah sangat jauh sekali beda waktunya (dari abad 6 M sampai abad ke 17 M). Selisih waktu dari Al-Qur’an turun sampai kepada zaman Newton adalah lebih dari seribu tahun lamanya (lebih 1000 tahun).

    Apabila kita simak dengan mendalam masalah diatas berdasarkan teori berpikir manusia menurut taksonomi bloom ; Ingatan, Pemahaman , Aplikasi , Analisa, Sintesa, Evaluasi, dapat kita pahami bahwa Rasulullah Muhammad SAW menyampaikan wahyu Allah SWT tentang  peristiwa kiamat tersebut jika kita lihat oleh pemikiran kita manusia, sudah pada  tingkat berfikir tertinggi (analisa…evaluasi). Tingkat evaluasi maksudnya karena pada ayat-ayat Al-Qur’an tersebut sudah menjelaskan “ jika gravitasi sudah tidak ada maka manusia dan gunung berterbangan, bumi mengeluarkan isinya yang berat, dan itulah gambaran hari akhir atau kiamat. Sedangkan apabila  ditelusuri sejarahnya Rasulullah Muhammad SAW itu bukanlah pemikir sains apalagi seorang ilmuwan dan itulah bukti bahwa Al-Qur’an itu benar, …..Sungguh..sungguh Maha Benar Allah SWT dengan segala wahyu-Nya dalam Al-Qur’an.

Berdasarkan perkembangan teori gravitasi tersebut maka yang sangat penting  kita pahami bahwa mempelajari fisika tidaklah terbatas pada analisa fakta fisiknya saja, akan tetapi perlu dikembangkan juga apa hikmah dibalik fakta itu semua atau makna spiritual (religious) dibalik fakta.  Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang di dalamnya terkandung banyak sekali sisi keajaiban yang membuktikan fakta-fakta yang ada di alam semesta. Fakta bahwa sejumlah kebenaran ilmiah yang hanya mampu kita ungkap dengan teknologi  abad sekarang  ternyata telah dinyatakan Al-Qur’an hampir sekitar 1500 tahun lalu. Al-Qur’an itu tidak ada keraguan lagi padanya dan merupakan petunjuk bagi orang yang bertagwa sekaligus sumber ilmu pengetahuan bagi manusia.

Apabila kita membaca Al-Qur’an, Allah SWT telah menjelaskan tentang datangnya kiamat, hari kebangkitan dan hukuman kepada siapa yang mendustainya. Sungguh hari kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya dan sungguh Allah akan membangkitkan siapapun yang di dalam kubur (Q.S.Al-Hajj:7). Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentang kiamat itu, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman ( Q.S.Al-Mu’min:59).Manusia telah diajak untuk bertaqwa kepada Allah, dan sungguh guncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (Q.S.Al-Hajj:1). Allah swt menyediakan neraka (api yang sangat besar) yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat  (Q.S.Al-Furqan:11).

 

sungguh hari kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya dan sungguh Allah akan membangkitkan siapapun yang di dalam kubur (Q.S.Al-Hajj:7)

Wahai manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu (Allah), sungguh guncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (Q.S.Al-Hajj:1)

 

 

 

Bahkan mereka mendustakan hari kiamat dan Kami menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat (Q.S.Al-Furqan:11)

Manusia bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kiamat, katakanlah ilmu tentang kiamat itu hanya disisi Allah, dan tahukah engkau boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya (Q.S.Al-Ahzab:33)

 

 

Islam adalah agama yang diwahyukan Allah SWT, dengan ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW yang tercantum dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Keberadaan Islam akan lebih terasa dan kebesaran Allah SWT akan semakin tampak nyata, apabila keIslaman dan keImanan itu didasari dengan ilmu. ilmu pengetahuan manusia itu terbatas, terbatas pada alam nyata/syahadah apalagi ilmu sains hanya mengandalkan metode ilmiahnya. Ilmu manusia tidak mampu menguasai tentang alam gaib (gaib tentang waktu, gaib tentang kematian, gaib tentang hari akhirat, gaib tentang surga dan neraka dan sebagainya), untuk itulah manusia memerlukan keyakinan  yang didasari dengan petunjuk Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia telah menjelaskan tentang perkara yang nyata di dunia maupun tentang perkara yang gaib di akhirat.

Untuk memahami tentang  alam akhirat, seorang saintis dan teknokrat  perlu belajar kepada  para Ulama Islam yang telah terbukti kesholehannya. Ulama yang memiliki ilmu ibadah, ilmu tauhid, ilmu fiqih berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Begitu juga  para Ulama dapat berdiskusi dengan saintis dan teknokrat jika ingin mengetahui lebih tentang ilmu alam seperti  ; massa, materi, suhu, cahaya, listrik, magnet,  gerak, jarak, kecepatan, getaran,  gelombang, energi, ruang dan sebagainya. Memang manusia itu tidak ada yang sempurna dan menguasai semua ilmu. Manusia itu diciptakan Allah SWT pada kesempurnaan pembentukannya dibandingkan dengan makluk lainnya. Manusia tidaklah memiliki kesempurnaan dalam ilmunya jika dibandingkan dengan ilmu Allah SWT. Tidaklah diberikan oleh Allah SWT ilmu kepada manusia kecuali sedikit sekali.

Sains dan ilmu pengetahuan adalah merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci Al-Qur’an. Bahkan kata ‘ilm  itu sendiri disebut dalam Al-Qur’an  cukup banyak. Allah swt telah meletakkan garis-garis besar sains dan ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an, manusia hanya tinggal menggali, mengembangkan konsep dan teori yang sudah ada. Untuk memahami ayat-ayat Al-Qur’an khususnya ayat tentang alam semesta, manusia perlu mengembangkan ilmu fisika dan ilmu lainnya  Seperti; astronomi, matematika, kimia, biologi, kedokteran, pertanian, dan teknologi lainnya. Dengan sains dan teknologi  manusia dapat memperbaiki peradabannya. Oleh karena ilmu sains dan teknologi tersebut berkonsepsi ilmiah/nyata, sehingga semua ilmu sains dan teknologi  tidak dapat digunakan manusia untuk mengkaji alam akhirat dan hikmah itulah Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada manusia untuk menjadi petunjuk.

Pada saat ini yang merisaukan kita selaku muslim adalah masih banyaknya para saintis yang  memiliki persepsi bahwa berbicara tentang Islam, seolah-olah menjadi penghambat perkembangan ilmu Pengetahuan. Bukankah perkembangan ilmu pengetahuan itu dari sejarahnya juga didorong oleh saintis Islam.? Seperti; Ali Algoritmi dan  Aljabar ahli matematik, Al kindi ahli astronomi, Ibnu sina ahli kedokteran dan yang lainnya.

Fakta yang pernah penulis alami seperti; berdasarkan kepada Al-Qur’an, bahwa alam semesta itu tidaklah kekal. Penulis mengemukakan bahwa dalam fisika itu tidak ada hukum kekekalan, dan yang ada itu adalah hukum konservasi. Konservasi diartikan awet bukan kekal. Hal tersebut juga dapat ditinjau dari segi etimologi bahasa, matematika, maupun secara fisika. Pada saat itu cukup banyak  yang membantah dan menentang, Penulis berusaha menyakinkan dengan mengemukakan bahwa ditinjau dari aspek etimologi bahasa berasal dari conservation of energy dan bukan eternal of energy, dari aspek matematika dirumuskan berdasarkan gaya konservatif dan bukan gaya kekal,  maupun dari aspek empiris fisik benda harus terisolasi dari pengaruh gaya luar sedangkan isolasi gaya luar sangat sulit dilakukan apalagi analisanya menggunakan asumsi dan pengabaian fenomena mikro yang terjadi.

 Dalam Al-Qur’an tidak ada ayat yang menyatakan bahwa di alam semesta ini berserta isinya adalah kekal, tetapi justru sebaliknya fana (tidak kekal); (Q.S.Al-Anbiyaa:8,34,35,  Q.S.Al-A’raf:185, Q.S. At-Taubah:38, Q.S.Al-Isra:76, Q.S.Al-Kahfi:59, Q.S.Al-Mukminun:15,114). Mulanya banyak yang belum menerima dengan alasan bahwa fisika itu ilmu pengetahuan, sedangkan Al-Qur’an itu urusan agama. Yang menjadi permasalahan bagi kita kenapa selama ini  fisika belum digunakan  untuk memahami ayat tentang alam semesta dalam Al-Qur’an?. Ilmu fisika itu untuk kesejahteraan hidup manusia di dunia dan Al-Qur’an merupakan petunjuk hidup sejahtera di dunia sekaligus juga di akhirat

Banyak hal yang perlu kita pelajari dan mengambil hikmah dengan fisika. Dalam kajian fisika dipelajari ilmu tentang alam semesta yang lebih dikenal dengan astrofisika. Berdasarkan pendidikan dan pengalaman yang penulis dapatkan di Pasca Sarjana Ilmu Fisika Universitas Gadjah Mada (UGM) Jokyakarta tahun 1998,  di departemen Astrofisika Boscha Institut Teknologi  Bandung (ITB) tahun 2003, di departemen Astrofisika Penang Universitas Sains Malaysia (USM) tahun 2011 dan  pengalaman sebagai pembina Olimpiade Sains Nasional bidang Fisika/astronomi, dicermati cukup banyak kajian ilmu fisika yang berhubungan dengan  ayat-ayat Al-Qur’an.

       Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah menjelaskan tentang mekanisme kejadian alam semesta, proses yang terjadi saat ini dan mekanisme tentang berakhirnya alam semesta itu. Hasil penelitian para ahli fisika dunia saat ini seperti ; teori Big Bang, teori hubble dan Doppler, teori Stephen hawking, dan sebagainya. Semua teori tersebut  sebenarnya sudah diberitahukan  oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an. Jadi apabila kita mempelajari fisika juga mempelajari dan memahami Al-Qur’an banyak hikmah-hikmah yang  kita dapatkan.

Dengan adanya penelitian dan pengamatan melalui observatorium serta satelit ruang angkasa Tahun (1927-2005) diperoleh kesimpulan Teori Big-Bang” (Teori Dentuman super Dahsyat) bahwa Alam semesta itu bermula dari satu bintang. Tahun 2005 Paul Davies ; meluncurkan satelit astronomi ke ruang angkasa dengan dibekali alat Cosmic Background Emission Explorer  dan   sampai dengan sekarang, prinsip kosmologis telah berhasil dikonfirmasikan melalui pengamatan pada radiasi latar mikrogelombang kosmis, sisa ledakan. Konsepsi inilah yang paling diterima oleh ahli kosmologi yang menggambarkan bahwa alam semesta terbentuk melalui mekanisme ledakan. Teori ilmiah inilah yang telah terbukti  dengan teknologi modern dan yang paling diterima para ahli fisika dunia di abad modern. Sedangkan dalam Al-Qur’an telah diberitakan sekitar hampir 1.500 tahun yang lalu dalam (QS.Al-Anbiyaa: 30).

 

“Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami (Allah) pisahkan antara keduanya; dan dari air Kami (Allah) jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Q.S.Al-Anbiyaa: 30)

 

 

Tahun 1989 George Smoot dan Tahun 2005 Paul Davies ; meluncurkan satelit astronomi ke ruang angkasa dengan dibekali alat COBE, dengan hasil yang secara jelas menunjukkan keberadaan kerapatan dan panas sisa ledakan yang ada pada  alam semesta.Prinsip kosmologis telah berhasil dikonfirmasikan melalui pengamatan pada radiasi latar mikrogelombang kosmis, sisa ledakan. Konsepsi inilah yang paling diterima oleh ahli kosmologi yang menggambarkan bahwa alam semesta terbentuk melalui mekanisme ledakan.

Dengan fisika kita mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Allah SWT sebagai pencipta memisahkan antara keduanya, melalui mekanisme ledakan. Al-Qur’an memberitakan jauh sebelum manusia meneliti secara ilmiah dan menyimpulkannya.  Hal ini menjadi bukti bahwa Al-Qur’an itu benar. Sungguh..sungguh mahabenar Allah SWT dengan firman-Nya.

Al-Qur’an juga menjelaskan tentang pergerakan bintang-bintang atau gerak menjauh dari benda-benda alam semesta. Penemuan pergerakan menjauh dari bintang –bintang pertama kali ditemukan oleh fisikawan Doppler tahun 1842 dengan direkamnya pergeseran spectrum bintang kearah merah atau spectrum panjang gelombang panjang.

Setelah Edwin Hubble pada tahun 1929 menemukan bahwa jarak bumi dengan galaksi yang sangat jauh umumnya berbanding lurus dengan geseran merahnya. Sebagaimana yang disugesti oleh Lemaître, pengamatan ini dianggap mengindikasikan bahwa semua galaksi dan gugus bintang yang sangat jauh memiliki kecepatan tampak yang secara langsung menjauhi titik pandang kita, semakin cepat pergerakan kearah panjang gelombang panjang maka gerakan untuk menjauhnya atau gerakan mengembangnya alam semesta itu semakin cepat pula.

 

Dan langit itu Kami (Allah) bangun dengan kekuasaan Kami dan sesungguhnya, Kami benar-benar meluaskannya. (Q.S.Az-Zariyat:47)

Dia (Allah) meninggikan bangunannya (langit) lalu menyempurnakannya, (Q.S.An-Naziat: 28).

Pada awal abad ke-20, fisikawan Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi George Lemaitre, secara teoritis menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang. Fakta ini dibuktikan dengan teleskop Edwin Hubble. Hasil pengamatan menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Bintang-bintang terus bergerak menjauhi satu sama lain dan ini berarti alam semesta tersebut “mengembang”. Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang. Kenyataan ini diterangkan dalam Al Qur’an pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Ini dikarenakan Al Qur’an adalah firman Allah, Sang Pencipta, dan Pengatur keseluruhan alam semesta. Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan yang tinggi. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.

Bintang-bintang dilangit, mengalami gerak menjauh (kecepatan radial) dan gerak sejati (proper motions), dalam detik busur pertahun. Bintang mengalami gerak ruang yaitu gerak dengan kecepatan radial dan kecepatan tangensial. Akibat bintang bergerak ini maka koordinat bintang perlu  dikoreksi (30-100) tahun sekali.

Kesimpulan fisika yang diperoleh bahwa bintang bergerak menjauh atau alam semesta mengembang/meluas, hal ini membuktikan bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Dan langit itu Kami (Allah) bangun dengan kekuasaan Kami dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya (Q.S.Az-Zariyat:47). Al-Qur’an telah memberitakan pengembangan atau meluasnya alam semesta ini sekitar hampir 1500 tahun yang lalu, jauh sebelum para ilmuwan menemukannya. Sungguh…Mahabenar Allah SWT dengan segala firman-Nya.

 

Dan setiap kali suatu tanda-tanda kebesaran Tuhanmu (Allah) datang kepada mereka, mereka selalu berpaling dari padanya (Q.S.Yasin:46)

 

 

Dari deskripsi fisika tentang alam semesta ini dapat diambil kesimpulan diantaranya: proses awal terjadinya alam semesta ( teori big bang), yang terjadi saat sekarang (teori alam mengembang), dan mekanisne yang akan terjadi pada hari kiamat (teori keruntuhan gravitasi).  Semua itu merupakan bukti-bukti kebesaran Allah SWT bagi orang yang berfikir. Semoga kita termasuk orang yang dapat melihat dan mengambil pelajaran dari bukti-bukti tersebut.

 

   1.1.Tanda-tanda kebesaran Allah SWT ; Pada proses awal terjadinya alam semesta

 

“Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Q.S.Al-Anbiyaa: 30)

 

 

1.    Teori Hubble dan Doppler, pengamatan melalui observatorium serta satelit ruang angkasa Tahun (1927-2005)

2.    Tahun 2005 Paul Davies ; meluncurkan satelit astronomi ke ruang angkasa dengan dibekali alat Cosmic Background Emission Explorer  

3.    Dengan hasil yang secara jelas menunjukkan keberadaan kerapatan dan panas sisa ledakan yang ada pada  alam semesta

4.    Vesto Sliper (1932) yang meneliti bahwa garis-garis spectrum galaksi-galaksi semakin menjauh dan bergeser (galaksi-galaksi itu semua bergerak saling menjauhi)

5.    Arno Penzias dan Robert Wilson (1965) sang pemenang hadiah Nobel ilmu pengetahuan melalui penelitiannya tentang adanya radiasi yang tidak terbatas terjadi di alam semesta yang disebut sebagai radiasi latar belakang kosmik dan keberadaan bentuk kerapatan dan panas sisa ledakan yang menghasilkan alam semesta

6.    Alan Guth (1980) yang melakukan penghitungan matematis tentang gerak menjauhnya galaksi-galaksi menggunakan teleskop Hubble di Observatorium Palomar Mounth

7.    Prinsip kosmologis berhasil dikonfirmasikan melalui pengamatan pada radiasi latar mikrogelombang kosmis, sisa ledakan

8.      Sedangkan dalam Al-Qur’an telah diberitakan sekitar hampir 1.500 tahun yang lalu dalam (Q.S.Al-Anbiyaa: 30).

 

 

    1.2.Tanda-tanda kebesaran Allah swt :  Proses yang terjadi sekarang (mengembang) alam semesta

 

Dan langit itu Kami (Allah) bangun dengan kekuasaan Kami dan sesungguhnya, Kami benar-benar meluaskannya. (Q.S.Az-Zariyat:47)

 

1.   Penemuan pergerakan menjauh dari bintang –bintang pertama kali ditemukan oleh fisikawan Doppler tahun 1842

2.   direkamnya pergeseran spectrum bintang kearah merah atau spectrum panjang gelombang panjang.

3.   Edwin Hubble (1929) menemukan bahwa jarak bumi dengan galaksi yang sangat jauh umumnya berbanding lurus dengan geseran merahnya

4.   Lemaître, pengamatan ini dianggap mengindikasikan bahwa semua galaksi dan gugus bintang yang sangat jauh memiliki kecepatan tampak yang secara langsung menjauhi titik pandang kita

5.   semakin cepat pergerakan kearah panjang gelombang panjang maka gerakan untuk menjauhnya atau gerakan mengembangnya alam semesta itu semakin cepat pula.

6.   Pelebaran garis spektrum dapat disebabkan oleh atom itu sendiri (tumbukan dan medan magnet) dan  pelebaran garis spekrum pengaruh luar (rotasi bintang, pengembangan selubung, turbulensi atsmosfere bintang)

7.   Bintang-bintang dilangit berdasarkan pemotretan observatorium dengan teleskop dan pesawat ruang angkasa, mengalami gerak menjauh. Gerak menjauh (kecepatan radial) dan gerak sejati (proper motions)

8.   Bintang-bintang dilangit berdasarkan pemotretan observatorium dengan teleskop dan pesawat ruang angkasa mengalami gerak menjauh rata-rata sekitar (50-120) km/detik

9.   Bintang mengalami gerak ruang (kecepatan radial dan tangensial). Maka koordinat bintang perlu dikoreksi (30-100) tahun sekali

10.            Dalam Al-Qur’an telah diberitakan sekitar hampir 1.500 tahun yang lalu pada (Q.S.Az-Zariyat:47, An-Naziat: 28, Al-Gasyiyah:18)

 

 

 1.3.Tanda-tanda kebesaran Allah SWT ; Mekanisme yang akan terjadi saat akhir alam semesta (kiamat)

 

Hari Kiamat, Apa itu hari Kiamat, Tahukah kamu Kiamat itu,  Pada hari kiamat itu manusia  seperti anai-anai terbang, Dan saat kiamat itu gunung-gunung seperti kapas beterbangan  (Q.S. Al-Qoriah:1-5)

Ingatlah pada hari ketika, bumi dan gunung-gunung berguncang keras dan jadilah gunung-gunung itu seperti pasir bertaburan. (Q.S.Al-Muzzammil:14)

Apabila bumi diguncang dengan guncangan yang dahsyat dan bumi mengeluarkan beban-bebanya yang berat (yang dikandungnya). (Q.S.Az-Zalzalah:1-2):

 

1.   Newton (1642-1727) tentang konsep Gaya dalam Hukum Gravitasi.

2.   Albert Einstein (1879-1955) dengan Teori Relativitasnya (1905) dan  (1907) teori pergeseran merah gravitasi

3.   Stephen William Hawking, (1942), beliau dikenal sebagai ahli fisika teoritis,  bidang Astrofisika, terutama sekali karena teori-teorinya mengenai teori kosmologi dan konsep gravitasi alam semesta. (2011) black hole : bahwa alam semesta ini berawal dan berakhir melalui konsepsi gravitasi “keteraturan  alam semesta ini akan berakhir ditandai dengan hilangnya gravitasi”

4.   Keteraturan alam semesta hilang berarti kiamat (tidak ada keteraturan)

5.   Gravitasi hilang berarti manusia dan gunung serta benda lainnya terbang dan isi bumi keluar karena tidak ada gaya gravitasi yang menarik ke pusat bumi.

6.   konsep berterbangan, berhamburan, bumi mengeluarkan isinya yang berat, pada saat Al-Qur’an diturunkan, tentulah belum sesuai dengan rasional manusia tentang kehancuran saat itu.

7.   Rasional kehancuran saat itu ; banjir besar manusia tengelam, topan, badai dan hujan batu, Gempa besar dan tanah rengkah serta manusia tengelam kedalam rengkahan tanah, dan sebagainya.

8.   Sejumlah kebenaran ilmiah yang hanya mampu kita ungkap dengan teknologi  abad sekarang  ternyata telah dinyatakan dalam Al Qur’an hampir sekitar 1500 tahun lalu pada (Q.S. Al-Qoriah:1-5, Al-Muzzammil:14, Az-Zalzalah:1-2, Al-Waqiah:4-6)

 

Masih banyak isyarat dan hikmah dalam Al-Qur’an yang berhubungan dengan Fisika. Pembahasan lebih lanjut tentang fisika dalam Al-Qur’an, dapat dilihat pada penjelasan ayat-ayat berikut; dituliskan dalam bentuk (Al-Quran.Surat. nomor surat ; nomor ayat),

Fisika  alam semesta : (Q.S.2;22), (Q.S.3;190,191), (Q.S.39;5,9), (Q.S.10;101), (Q.S.12;105), (Q.S.13;2), (Q.S.21;30,33), (Q.S.31;20), (Q.S.35;28,35), (Q.S.37;6), (Q.S.45;13), (Q.S.50;6-11), (Q.S.51;47), (Q.S.73;14), (Q.S.79;28), (Q.S. 81;1-29), (Q.S.82;1-19), (Q.S.84;1-25), (Q.S.88;1-26), (Q.S.99;1-8), (Q.S.101;1-11)

Fisika antariksa, Bintang: (Q.S.2;29,189), (Q.S.3;190,191), (Q.S.5;75), (Q.S.6;97), (Q.S.10;5,101), (Q.S.15;16,17,18), (Q.S.39;6),  (Q.S.17;12), (Q.S.20;114), (Q.S.21;30,33), (Q.S.52;35,36), (Q.S.79;27,28),   (Q.S.23;14,17), (Q.S.26;210-212), (Q.S.76;2), (Q.S.27;64), (Q.S.30;50), (Q.S.36;37-40), (Q.S.37;6-10), (Q.S.44;7), (Q.S.53;46), (Q.S.67;3-5), (Q.S.72;8,9), (Q.S.75;37), (Q.S.77;20), (Q.S.85;1-3,9), (Q.S.86;1-3,11), (Q.S.87;1-2), (Q.S.96;1-5)

Fisika fluida, kelautan : (Q.S.2;50,164), (Q.S.5;96), (Q.S.6;59,63,97), (Q.S.7;138,163), (Q.S.10;22,90), (Q.S.14;32), (Q.S.16;14), (Q.S.17;66,67,70), (Q.S.18;61-63,79109), (Q.S.20;77), (Q.S.22;65), (Q.S.24;40), (Q.S.26;63), (Q.S.25;53), (Q.S.27;61-63), (Q.S.30;41) (Q.S.31;27,31), (Q.S.35;12), (Q.S.42;32-34), (Q.S.43;12,13), (Q.S.44;24),  (Q.S.45;12), (Q.S.52;6), (Q.S.55;19,20,24), (Q.S.81;6), (Q.S.82;3) 

Fisika  waktu, cahaya, Siang & malam : (Q.S.2;28,185,189,194), (Q.S.3;27), (Q.S.4;40), (Q.S.5;2,97), (Q.S.6;96), (Q.S.7;143), (Q.S.9;26,36,38,51), (Q.S.10;5,24,61), (Q.S.13;2), (Q.S.15;19), (Q.S.17;1), (Q.S.22;47), (Q.S.25;62), (Q.S.27;88), (Q.S.28;71-72), (Q.S,37;5),  (Q.S.32;5,11), (Q.S.36;37,39,40), (Q.S.39;5), (Q.S.56;85), (Q.S.70;4,40), (Q.S.89;1-4), (Q.S.91;1-4), (Q.S.92;1-2), (Q.S.93;1-2), (Q.S.99;7,8), (Q.S.100;1-4), (Q.S.103;1-3)

Fisika Atmosfere, angin, awan, hujan : (Q.S.2;164,266), (Q.S.3;117), (Q.S.6;99), (Q.S.7;57), (Q.S.10;22), (Q.S.13;12,17), (Q.S,14;18), (Q.S.15;22), (Q.S.16;10), (Q.S.17;68,69), (Q.S.18;45), (Q.S.21;81,104), (Q.S.22;31), (Q.S.23;18), (Q.S.24;40,43), (Q.S.25;48,53), (Q.S.27;63,58,88), (Q.S.30;46-51), (Q.S.31;34), (Q.S.32;27), (Q.S.33;9), (Q.S.34;12), (Q.S.35;9,12), (Q.S.36;37), (Q.S.39;21), (Q.S.42;28,33), (Q.S.45;5), (Q.S.46;24-25), (Q.S.51;7,41-42,47), (Q.S.52;44), (Q.S.53;1), (Q.S.54;19-20), (Q.S.56;68-69), (Q.S.69;6-7), (Q.S.71;15), (Q.S.72;8), (Q.S.86;1-4,11)

Fisika bumi & Gunung : (Q.S.2;22), (Q.S.7;74), (Q.S.10;24), (Q.S.11;43), (Q.S.13;2,3), (Q.S.15;19,82), (Q.S.16;15,81), (Q.S.18;47), (Q.S.19;90), (Q.S.20;53,105-107), (Q.S.21;30,31,79), (Q.S.22;18,65), (Q.S.25;62), (Q.S.26;63,149,150), (Q.S.27;61,88), (Q.S.28;71-72), (Q.S.29;40), (Q.S.30;25), (Q.S.31;10), (Q.S.33;72), (Q.S.34;2,9,10), (Q.S.35;27,41),  (Q.S.36;37,40),  (Q.S.37;5), (Q.S.38;18,19), (Q.S.41;10), (Q.S.50;744, (Q.S.52;10), (Q.S.56;5-6), (Q.S.69;14), (Q.S.70;9,40), (Q.S.73;14), (Q.S.77;10,27), (Q.S.78;7,20), (Q.S.79;30,32), (Q.S.81;3), (Q.S.88;19), (Q.S.95;2), (Q.S.99;1-2), (Q.S.101;5)

  Penjelasan dan pemilihan tentang nomor surat dan nomor ayat dalam Al-Qur’an ini, disesuaikan dengan makna dan isyarat fisika yang terdapat dalam beberapa terjemahan Al-Qur’an, oleh : Buya Mahmud Yunus, Buya Hamka, Buya Quraish Shihab dan ditambah syaamil Al-Qur’an (terjemahan perkata). Semua Al-Qur’an dan terjemahan tersebut telah mendapat legalitas dari Departemen Agama Republik Indonesia.

  Ya  Allah, Ampunilah hamba bila ada yang salah dalam mempelajari Al-Qur’an dan hikmahnya. Ajarkanlah hamba bila hamba bodoh dalam memahaminya. Ingatkanlah hamba bila ada ayat yang hamba lupa mengingatnya, Karuniakanlah pada hamba petunjuk, rahmat serta pahala dari-Mu ya Allah, amin ya Rabbal Alamin.(Letmi Dwiridal, Fisika Dalam Al-Qur’an ; bab 1 jilid 2, tahun 2014)